Bukan rindu pulang ke rumah, karena saya selalu di rumah, nggak merantau.
Saya rindu rumah yang dulu.
Yang nggak ada bentak-bentak, yang nggak ada banyak tangis anak-anak, yang nggak ada adu argument, yang nggak ada pukul memukul.
Saya rindu nonton TV di ruang tengah bersama-sama semua anggota keluarga. Sekarang saya sudah nggak suka nonton TV karena acaranya tolol-tolol.
Saya rindu jalan-jalan dengan semua anggota keluarga, tanpa harus mengomel karena menunggu kakak saya yang leletnya minta ampun.
Saya rindu rumah yang tenang tanpa ada yang teriak-teriak, bentak-bentak, marah-marah, tangis-tangis, keluh mengeluh, rengek merengek.
Saya rindu merasa pulang ketika ada dirumah.
Saya rindu bersandar di paha ibu saya sambil nonton TV, dan kakak saya di paha ibu saya yang sebelahnya
Saya rindu bikin kue lebaran bersama ibu dan kakak-kakak ketika menjelang Idul FItri
Saya rindu masukin beras ke dalam ketupat sampai berasnya nempel-nempel di badan saya.
Saya rindu main video game di rumah bersama kakak-kakak, gantian.
Saya rindu saya yang nggak terus merasa kesal dengan kakak saya.
Saya rindu saya yang nggak bersikap sinis dirumah
Saya rindu merasa damai di rumah
Sungguh, saya rindu merasa pulang. Padahal saya nggak kemana-mana. Kemana perasaan pulang itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar