Past is past, and it will never be the present nor the
future.
Saya selalu merasa lucu kalau ada orang dari masa lalu saya
yang mengungkit tentang apa yang sudah kita lewati tapi masih dengan penuh
perasaan. Buat saya, masa lalu itu hanya untuk diingat, dipelajari, bahkan
kadang ditertawakan . Bukan untuk dikenang lalu ditangisi, apalagi diulang.
Yang lebih lucu adalah, ketika ada orang baru di masa lalu
saya yang terlampau ingin tau tentang saya yang sudah jadi masa lalu dari apa
yang dia miliki sekarang.
Mau cari apa?
Cari bahan celaan?
Cari celah untuk tau
apakah saya masih mengharap atau tidak?
Cari celah untuk menyindir saya ketika saya ngetwit tentang sebuah
tanggal?
As you know, what you’ve been doing is useless.
Nggak guna.
Saya udah punya masa depan yang baru, which is
lebih realistis
Saya nggak mau kembali ke masa lalu yang dengan
penuh sadarnya saya tau bahwa nggak lebih baik dari apa yang saya punya
sekarang.
Saya udah nggak peduli dengan apa yang kalian
lakukan, itu hidup kalian.
Jadi buat apa kamu masih peduli dengan apa yang saya
lakukan?
Buat apa saya harus jaga apa yang saya post for the sake of your
relationship?
I don’t care, it’s my right to post what I’m thinking.
The only one thing that you need to care about is your own life. Not mine. Not other's.
Makin saya tau kamu begitu, makin saya akan menghantui hidup kamu. Dan akan semakin benci kamu dengan saya. Padahal saya nggak ngapa-ngapain hidup kamu.
Selamat baca deh, kalo kamu masih baca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar