1.23.2015

cho

Cho2, kita sudah nggak satu, tapi kamu terlalu banyak ada dalam hidup aku. Betapa sampai detik ini pun aku masih gagal untuk ngga mikirin kamu. Kenapa. Kenapa kamu terlalu ada, bahkan sampai saat ini. Betapa pikiran untuk bermasa depan sama kamu kadang masih mengusik, walaupun sedikit.
Cho, kamu mungkin benci aku, silahkan. Aku hampir benci kamu. Tapi kupikir, kenapa? Kenapa harus membenci laki2 yg luar biasa? Aku menyia-nyiakan kamu. Kamu pun. Tapi kita bukan menyia-nyiakan waktu, aku ngga akan pernah merasa rugi pernah punya 6 taun yang sangat berharga dalam hidup aku, ketika ada kamu. Walaupun gagal.

Aku sadar betul aku bukan memilih kamu, yah aku harap kamu pun benar2 mengejar cinta kamu yg baru. Lucu, kadang aku berharap kamu segera dapat perempuan yang jauh lebih baik dari aku. Tapi ketika aku tau kamu dekat dengan orang lain, ternyata rasanya sakit. Bodoh ya? Bodoh karena aku melepas kamu? Bukan. Bodoh karena aku masih punya rasa nggak rela ketika kamu dengan orang lain.
betapa aku berpindah ke lain hati tapi ternyata enggak. Aku kelewatan. Kamu ngga boleh tau tentang ini. Kamu pasti puas ketawain aku kalau tau aku masih cemburu. Haha.

Sungguh cho, kamu harus dapet perempuan yang benar2 baik, yang setia, yang bisa dampingi kamu selamanya, yang ngga menyerah akan kamu, yang bisa menyeimbangkan kamu, yang bisa jadi menantu yang baik buat mama bapak, jadi adik ipar yang baik untuk mba Tiwi dan aa, jadi tante yang baik buat Kakak Aline sama Ade Acha. Betapa aku kangen keluarga hangat kamu.

Selamat mengejar cinta baru cho, selamat memperbaiki diri masing-masing, kita sudah genap tanpa saling, kita sudah bukan "kita" lagi, tapi sepertinya aku akan sayang terus sama kamu, walaupun perwujudannya akan beda. Terima kasih :)

Seandainya boleh, rasanya aku ingin peluk kamu, terakhir kali.
kalau boleh.

1 komentar: