12.31.2014

selamat berbahagia

saya tau 6 tahun bukan waktu yang sebentar. banyak bahagia, tangis, kecewa, amarah, bahkan benci. nggak gampang mempertahankan. nggak gampang untuk memperjuangkan. saya tau. tapi ketika saya sudah merasa kosong dengan kamu yang ada disini, untuk apa lagi. mungkin kita memang terlalu memaksakan. saya nggak tau. 
mungkin saya terlalu egois. mungkin kamu terlalu cuek. mungkin waktu kita memang nggak banyak. mungkin saya memang sangat mengecewakan. mungkin kamu memang tidak tertarik lagi dengan saya. mungkin saya sudah kepalang kecewa. mungkin kamu sudah lelah untuk menegur saya. mungkin saya sudah terlalu capek untuk merasa nggak didengar. mungkin kamu sudah malas mendengar segala cerita saya. yang mana? saya nggak tau. mungkin semuanya benar.
kalau iya benar, betapa kita rapuh. betapa kita manis, tapi digerogoti semut perlahan-lahan hingga berlubang. betapa kita terlihat bertahan, tapi nyatanya kita menutupi. betapa kita terlihat bahagia, tapi nyatanya memendam pedih masing-masing.
mengapa jadi diam? mengapa saling diam? nggak ada lagi diskusi bersama tentang kita. yang ada cuma tentang saya, tentang kamu, tentang pekerjaan, tentang orang lain, tentang sekitar. ketika memulai untuk membahas kita, hasilnya adalah argumen. separah itu kah? saya masih nggak ngerti. apa yang kita pendam selama bertahun-tahun? seberapa banyak benci yang terselip di antara kita? saya nggak tau.
yang jelas, mengakhiri apa yang sudah rapuh mungkin memang yang terbaik saat ini. terserah kamu mau menilai saya bagaimana. dan terserah saya mau menilai kamu apa. kita sudah bebas.
bebas dari rasa saling takut menyakiti, karena sekarang kita sudah serpih. sama-sama hancur. cuma tergantung bagaimana kita mulai menata hidup yang baru tanpa masing-masing. betapa kita bisa genap tanpa saling. 

gila, saya nggak pernah membayangkan akan seperti ini. mimpi-mimpi pupus. angan-angan juga mampus. semoga kesedihan kita segera terhapus. itu saja. selamat mencari kebahagiaan kamu sendiri, karena mungkin memang bukan saya.

kamu tetap separuh hidup saya. mengisi sekian lama, nggak ada yang bisa ganti. nggak akan pernah sama.

selamat berbahagia untuk kita, cho.

8.15.2014

bosan

Saya mulai bosan
Saya bosan merasa kamu nggak peka, merasa kamu nggak memperhatikan
Saya bosan kamu terlalu banyak bekerja
Saya bosan nggak dikabarin
Saya bosan menggantikan kamu dengan bayangan, sendirian
Saya bosan merasa kamu nggak peduli
Saya bosan merasa saya benar
Saya bosan merasa sia-sia kalau mengungkap segala kecewa, karena pada akhirnya akan tetap saya yang salah
Saya bosan berprasangka
Saya bosan kena omel terus untuk hal yang kecil
Saya bosan dengan hujan yang membuat saya semakin sendu

Gimana?
Kalau saya bosan menunggu kabar kamu, gimana?
Kalau saya bosan untuk peduli, gimana?
Kalau saya bosan untuk mendebat hal yang perlu, gimana?
Kalau saya bosan mencoba berfikir positif, gimana?
Kalau saya bosan dengan kamu, gimana?
Kamu mau apa?

5.09.2014

dream?

kamu yang bisa membuat saya nggak manja
kamu yang bisa membuat saya menahan diri untuk tidak menentang orang tua
kamu yang selalu mengingatkan saya untuk jadi anak baik
kamu yang selalu mengingatkan saya tentang kesehatan
kamu yang mempertahankan saya
kamu yang membuat saya selalu kembali
kamu yang membuat saya paham artinya berjuang
kamu yang selalu ada dalam setiap jatuh bangun
kamu yang mau berusaha bersama-sama dengan saya
kamu yang dipercaya orangtua saya
kamu yang saya butuh
kamu yang saya yakini untuk jadi masa depan saya

tapi kenapa itu nggak pernah saya dengar sebagai alasan kamu mempertahankan saya ?
 padahal saya sudah jelas-jelas berkali-kali brengsek

apakah saya benar-benar hanya sebatas mimpi?
apakah saya dipertahankan hanya karena kamu yakin?
bukan butuh
apakah karena cuma saya yang ada di samping kamu 6 tahun ini?
apakah saya nggak berhak tau alasannya?

kenapa?

4.15.2014

lampu lalu lintas

traffic light
lampu merah
bangjo
lampu lalu lintas

apapun namanya, bendanya tetap sama. lampu yang (biasanya) ada di persimpangan jalan. tinggi. lampunya ada 3 warna
merah
kuning
hijau
gunanya untuk mengatur lalu lintas di persimpangan, supaya kendaraan nggak tabrakan satu sama lain.

dimana-mana ada. di kota kecil, kota besar, Indonesia, Jerman, manapun ada. Semua fungsinya sama. semua artinya sama. lampu lalu lintas punya pengertian yang universal. dari kecil saya (dan harusnya) semua orang sudah diajarkan bahwa lampu warna merah artinya berhenti. kuning hati-hati. dan hijau boleh jalan. itu adalah modal dasar untuk paham peraturan lalu lintas. untuk berkendara.

tapi lucu
sekarang ini, semakin dewasa manusia malah semakin lupa akan aturan dasar tersebut.
sekarang, lampu merah itu boleh jalan, kuning siap-siap ngebut, dan hijau boleh ngebut. hahaha. apalah isinya kepala orang-orang yang punya pengertian seperti itu. mungkin kepalanya isi sterofoam bentuk otak. bukan otak sungguhan.
saya
pernah diklaksonin sama mobil di belakang saya waktu saya berhenti pas lampu lalu lintas warnanya merah. ini saya yang buta warna atau pengemudi mobil?
ini saya yang nggak tau kalau arti lampu-lampu sudah berubah atau pengemudi mobilnya yang tolol?
saya pilih dia yanga tolol
mobilnya Honda Jazz, tapi kelakuannya macem supir angkot
sungguh, kasihan.
punya mobil tapi nggak punya otak

belum lagi fenomena pengendara motor yang senangnya berhenti di depan stop line
memangnya lampunya kelihatan ya kalau berhentinya di depan lampunya?
saya nggak habis pikir
juga dengan motor-motor yang sering banget menghalangi jalan ke arah kiri, yang biasanya diperbolehkan untuk jalan terus tanpa harus mengikuti tanda lampu lalu lintas
saking pengen di depan
buru-buru? berangkatlah lebih awal
takut nggak kebagian lampu hijau? lampu itu bekerja tiada henti kawan, akan selalu ada lampu hijau
kebelet eek? berhenti sajalah dulu di pom bensin, numpang ke toilet
apapun, asal jangan menyesatkan yang benar

lucu
kadang pengguna jalan yang patuh sama rambu malah jadi kelihatan aneh
kelihatan salah
sudah gila rasanya
menjadi orang yang benar di antara orang-orang salah yang merasa paling benar adalah dilemma jadinya
jadi terlhat kita yang gila
bukan mereka-mereka yang nggak paham rambu

ah apalah saya, cuma bisa dumel
tapi setidaknya saya masih waras untuk tetap benar menurut aturannya
semoga cepat sembuh kalian

aneh

saya percaya, manusia yang berkelakuan baik berawal dari pendidikan yang baik pula
pendidikan formal
informal
dan pendidikan dari keluarga

tapi rasanya miris sekali liat kelakuan banyak manusia di sekitar saya sekarang ini
kadang jijik
terobos lampu merah seenaknya
buang sampah semaunya dimana aja
nggak mau antri
berkendara motor di trotoar
dan sebagainya dan sebagainya

apa sih maunya?
klaksonin orang yang belum maju, padahal lampu lalu lintas masih merah
nyerobot antrian padahal dating belakangan
buang sampah dari dalam mobil padahal moilnya mewah
nggak sabar dengan macetnya jalanan jadinya pilih trotoar sebagai jalur alternative
tahik lah
yang kayak begitu kan pendidikan dasar banget
kalah sama anak TK
masa' yang kayak begitu aja nggak tau?
atau nggak mau tau?

kadang yang benar dan mengikuti aturan malah dipandang aneh
kalian aneh
orang INDONESIA banyak yang aneh


2.28.2014

blind

sudahlah arintha,
hentikan segala main-main, hentikan segala sahabatan yang kelewat dekat
hentikan segala kesempatan orang lain untuk masuk ke dalam hidup kamu
hentikan segala kebohongan yg udah jelas-jelas dibenci, apapun alasannya
hentikan segala ketololan
sampai kapan kamu mau berkhianat?
sampai kapan kamu mau berbohong?
sampai kapan kamu mau menyakiti?
tolol sekali kamu ini, ngga punya otak ya?!

sudahlah wisnu,
hentikan memendam segala pertanyaan
hentikan mengumbar di jejaring sosial
hentikan kebiasaan menyimpan kesalahan untuk jadi senjata menjatuhkan
hentikan pura-pura baik-baik saja
sampai kapan kamu mau baik di luar tapi dalamnya benci?
sampai kapan kamu mau berlapang dada nerima saya yang jahat?
kamu pasti masih sakit hati, ucap sajalah, nggak perlu lagi sembunyi
kamu juga pembohong
bohong kalau kamu baik-baik saja

sudahlah, kalau memang benci bilang benci
kalau mau bertengkar ya bertengkar
lalu selesaikan dengan baik
jangan bilang tidak apa-apa
lalu bertengkar
lalu saya mati, karena tiba-tiba segala kesalahan saya dari yang terdahulu sampai yang terkini terbeber dengan lancarnya
dadah!

saya mau kok coba untuk jujur
tapi saat saya jujur
kamu diam
ah, apalah maunya
nanti dipendam lagi
nanti jadi bahan cercaan lagi
saya capek
kamu juga capek

kita terlalu buta
buta akan kenyataan yang lebih pahit dari yang hanya kita bayangkan
buta
hanya untuk membuat kita terlihat baik-baik saja
kita sakit
sungguh

kapan kita mau saling buka mata
buka hati
supaya sehat
seperti dulu

iya, seperti dulu lagi
saya rindu kita yang dulu
kita yang tidak begini

saya rindu kita yang dulu